IPB dan BGN Satukan Langkah: Dari Inovasi ke Aksi Nyata Penuhi Gizi Nasional

WhatsApp Image 2025-08-05 at 10.31.13_7c5da738
Berita Kerjasama

IPB dan BGN Satukan Langkah: Dari Inovasi ke Aksi Nyata Penuhi Gizi Nasional

Bogor, 31 Juli 2025 – IPB University resmi menjalin kerja sama strategis dengan Badan Gizi Nasional (BGN) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dalam rangka memperkuat kolaborasi di bidang inovasi pangan, pendidikan sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan riset dan teknologi untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh pemerintah.

Kegiatan penandatanganan MoU ini berlangsung di kawasan Science and Techno Park IPB, yang kini menjadi pusat inovasi dan benchmark nasional bagi berbagai perguruan tinggi di Indonesia maupun lembaga internasional. Kawasan ini diharapkan dapat terus melahirkan inovasi produk yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia.

Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menyampaikan bahwa IPB memiliki komitmen kuat dalam mendukung program-program BGN. Ia menekankan bahwa pemenuhan gizi nasional tidak dapat dilepaskan dari peran penting sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagai penyedia utama pasokan pangan.

“IPB sudah membuktikan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat masuk ke pasar, dengan capaian sebesar 35%. Kami mendukung penuh program-program BGN karena sangat erat kaitannya dengan keilmuan dan ekosistem IPB, khususnya dalam penyediaan SDM serta pengembangan produk pangan bergizi,” ujarnya.

IPB juga telah mendirikan Program Profesi Nutrisionis, yang memungkinkan lulusan S1 Gizi untuk melanjutkan pendidikan profesi dan menjadi konsultan gizi yang profesional. Lulusan ini akan menjadi bagian dari SDM yang mendampingi dapur-dapur komunitas dan program MBG. Dalam waktu dekat, para nutrisionis ini akan berperan langsung di lapangan bersama mitra BGN untuk mendampingi masyarakat.

Lebih lanjut, Prof. Arif juga menyampaikan bahwa IPB telah ditunjuk sebagai bagian dari Center of Excellence (COE) Pemenuhan Gizi Nasional berdasarkan SK dari Bappenas. Dalam struktur COE tersebut, IPB menjadi salah satu wakil ketua bersama BGN dan UNICEF.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana, menjelaskan perkembangan signifikan dari program MBG sejak diresmikan pada 6 Januari 2025. Saat ini, program MBG telah hadir di 38 provinsi dan 502 kabupaten/kota, serta menjangkau sekitar 67% kecamatan di Indonesia. Jumlah anak penerima manfaat mencapai 7,6 juta jiwa, melebihi target awal.

“Kalau dibandingkan, angka ini setara dengan jumlah penduduk aktif di Singapura atau Finlandia. Banyak pihak internasional menyampaikan kekagumannya, karena program ini telah berhasil menjangkau populasi sebesar satu negara dalam waktu yang relatif singkat,” ungkapnya.

Namun demikian, tantangan ke depan masih besar. Target nasional adalah 82,9 juta penerima manfaat, sementara yang telah tercapai baru sekitar 9%. Oleh karena itu, inovasi produk pangan bergizi yang tahan lama sangat dibutuhkan, terutama saat bulan Ramadan atau hari libur sekolah. Dalam kondisi tersebut, distribusi makanan harus tetap berjalan meskipun anak-anak tidak hadir ke sekolah.

Dr. Ir. Dadan Hindayana menyampaikan harapan agar IPB dapat mengembangkan produk-produk pangan yang menjawab kebutuhan ini, seperti olahan sayur yang tahan 8 jam, atau makanan yang diproses dengan teknologi pre-stirring, vakum, hingga iradiasi agar bisa bertahan hingga dua hari tanpa kehilangan nutrisi.

Ia juga menyampaikan ide untuk mengembangkan biskuit berbahan dasar singkong yang lebih sehat dan terjangkau. Selama ini kandungan maksimal singkong dalam biskuit hanya mencapai 40% karena masalah teknis, dan ia berharap IPB dapat meningkatkan inovasi hingga mampu mencapai 60% atau lebih.

Program MBG tahun ini menargetkan capaian 80,9 juta penerima manfaat, dengan dukungan anggaran sebesar Rp71 triliun. Meskipun saat ini baru 17,5 juta yang tercapai, pemerintah terus mendorong percepatan realisasi. Presiden RI bahkan meminta agar seluruh anak segera mendapat akses makanan bergizi secara bertahap dan terstruktur.

Tiga pilar utama dalam keberhasilan program ini adalah anggaran, SDM, dan infrastruktur. Dua hal pertama telah tersedia. Saat ini, Badan Gizi Nasional telah menyiapkan 33.000 sarjana gizi, dan 14.000 di antaranya siap diterjunkan ke lokasi mitra. Diharapkan, target 30 juta anak penerima manfaat bisa tercapai pada bulan Agustus ini.

Melalui kerja sama ini, IPB dan BGN berkomitmen untuk terus bersinergi mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan berkualitas menyongsong Indonesia Emas 2045.

Penulis: Haris Ahmad Gozali